Oleh: Tora Kundera
“Kebersihan adalah sebagian dari Iman”
Warga Kota Depok baru-baru ini dikejutkan oleh pernyataan Walikota Depok yang baru dilantik 20 Febuari 2025 lalu Supian Suri, yang mengeluarkan pernyataan dalam sebuah sambutannya bahwa dirinya akan memprioritaskan perbaikan toilet disemua fasilitas pelayanan publik dan sekolah-sekolah negeri di Kota Depok.
Pernyataan ini tentu saja disambut baik oleh masyarakat luas dikarenakan ‘hajat’ buang air besar dan kecil adalah kebutuhan lahiriah manusia. Sebab revolusi digital yang saat ini sudah mencapai tahap 5.0 pun tak bisa membuat manusia ‘buang hajat’ di aplikasi digital maupun gadget.
Saya selaku pendiri dan penggerak komunitas ‘Aku Cinta Depok Bersih’ sejak 2010, memang sudah berharap ada gebrakan ini. Toilet adalah kebutuhan setiap hari bagi setiap orang, khususnya masyarakat perkotaan. Seringkali kita mendapati kantor-kantor pemerintahan dan pelayanan umum memiliki kondisi toilet yang buruk. Kadang bau, mampet, kotor dan rusak.
Contohnya di Gedung Dibaleka Pusat Pemerintahan Kota Depok, banyak fasilitas toilet yang rusak dan kotor. Hal ini membuat masyarakat yang datang mengurus keperluan di Gedung Dibaleka sering tidak nyaman saat ke toilet. Terlihat ‘sepele’, namun ini bisa memunculkan citra negatif dari pelayanan publik.
Pernyataan Walikota Depok yang baru Supian Suri tersebut, seakan menjadi sebuah ‘Revolusi’ untuk berbenah diri bagi Pemerintah Kota Depok dalam melakukan perubahan, sesuai slogan kampanye Supian Suri dan Chandra Rahmansyah.
‘Revolusi Toilet’ ini pintu gerbang untuk lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan kepada warga Kota Depok. Mulai dari Area Balaikota Depok, area Kecamatan, Kantor Kelurahan, Sekolah, Pukesmas, dan lainnya.
Komunitas ACDB (Aku Cinta Depok Bersih) sangat mendukung dan berharap terlaksana dengan cepat agar masyarakat Depok mendapatkan kenyamanan saat ‘buang hajat’ di fasilitas-fasilitas pelayanan publik.
Semangat bersih-bersih dari pasangan Walikota Perubahan ini memang perlu dimulai dari dalam diri Pemkot Depok, artinya pemerintah harus mempelopori untuk memberi contoh kepada masyarakat luas bahwasannya bersih itu nyaman untuk semua.
Gerakan Toilet Gratis di POM Bensin SPBU se-Indonesia pernah dilakukan oleh Menteri BUMN Erik Tohir, namun itu hanya gebrakan ‘anget-anget tai ayam’ istilah orang Citayam. Sebab Toilet gratis di SPBU itu hanya berlangsung tiga bulan, setelah itu kembali berbayar.
Semoga ‘Revolusi Toilet’ ini berjalan sungguh-sungguh dan bisa menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia. Kita semua berharap toilet bersih dan nyaman seperti di Bandara Udara atau Mall tempat berbelanja. Gerakan bersih dimulai dari dalam dapat mengubah perilaku masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan dimanapun.
*Selesai*
(Tora Kundera adalah Penulis, Aktivis Kebudayaan, dan Pekerja Seni)