Puisi Pipiet Senja: Inilah Negeri Para Bedebah dan Surat Berdarah Untuk Si Nganu

Puisi-puisi Pipiet Senja

 

INILAH NEGERI PARA BEDEBAH
Pipiet Senja

Inilah negeri para bedebah
Saat kemeja kumal keluar masuk gorong-gorong
Awan hitam bergulung di atas kepala
Bagai parade menyambut iblis dari dasar neraka

Nun di pelosok pantai pasir putih
Berbaris bayang-bayang kelam
Mata-mata sipit
Kaki-kaki singke
Adalah pemburu liar menikam kejam
Jelata tak berdaya

Mendadak bumi gonjang-ganjing
Langit pecah-belah
Laut pun dihantam gelombang badai
Ribuan pagar
melingkar kewarasan akal kita
Telah dijual kepada barisan kong guan

Inilah negeri para bedebah
Saat tembang kodok ngorek
Bukan hanya di pesawahan
Melainkan di lingkar pagar
lautan hingga Istana

Kemeja kumal dari gorong-gorong
Membuang semesta kotoran
Bersama tampang sarat kegilaan serta kezaliman
Tak tahu malu, tak kenal henti
Mereka mafia para koruptor
Lihat, lihat, lihatlah!
Gelombang tiba bersama pasukan oligarki
Telah jelas hendak merampas ibu Pertiwi
Terang- benderang hendak ambil alih segala yang ada
Di ranah tak berdaya
Sebab terlalu banyak pengkhianat bangsa

Inilah negeri para bedebah
Jika para pengkhianat bangsa kian abai
Kian serakah makan darah jelata
Maka bangkit, bangkit, bangkitlah
Wahai anak-anak bangsaku
Jangan biarkan Ibu Pertiwi menangis darah

Yakinlah, Tuhan takkan biarkan kezaliman
Kian merajalela, seret biang kerok
Tukang jual aset bangsa
Barisan koruptor bedebah
Gantung di Pengadilan Rakyat
Tanpa ampun
Merdeka!

Depok, 28 Januari 2025

 

Surat Berdarah Untuk Si Nganu
Pipiet Senja

Ingin kuwartakan kepada langit biru
Balada Si Takada Otake alias Si Nganu
Sejak timbul dari gorong-gorong
Telah semburat aura sarat dosa

Betapa tidak, Kawan!
Dia lahir dari rahim antah berantah
Penyebar petaka
Yang tak sungkan bantai
Santri dan Ulama
Dia menyeret kepalsuan dalam ijazah
Mendadak bersipongang di singgasana Istana

Gerombolan sipit pun gerak cepat
Menyuap para penghisap darah jelata dengan cuan tak berseri
Menelikungnya dengan semesta janji
Hari demi hari tiada henti umbar janji

Kerja kerja kerja
Bukan untuk rakyat kita
Semua buat oligarki
Hingga dibangun Ibukota baru
Menyisir tanah adat pribumi
Mengkavling laut demi duniawi

Lihatlah, jelata menjerit kelaparan
Antrian mengular panjang
Demi gas melon
Di istana malah pesta pora seraya joget
Gemoy ria bersama para pengkhianat bangsa
mereka tak pernah puas
Serakah semakin serakah dan serakah

Lihatlah, anak haram konstitusi
Tak cukup di situ
Paman, menantu bahkan anak, cucu
Meniru lempar sembako dari mobil mewah

Ya Robbana!
Rakyat muak sudah
Diam makin ditindas
Bungkam pun kan mati jua

Mari, kita bergerak saudara sebangsa dan seperjuangan
Tak gentar lawan kezaliman
Hanya dua tuntutan rakyat yang tersisa
: Makzulkan Si Nganu
Gantung Raja Koruptor
Allahu Akbar!
Merdeka!

Depok, 20 Maret 2024

 

Bionarasi Pipiet Senja

Pipiet Senja nama pena, sedangkan nama KTP adalah Etty Hadiwati Arief. Kelahiran Sumedang, 16 Mei 1956. Menulis sejak 1975, berbagai genre, cerita anak, remaja, dewasa dan Lansia. Karyanya yang telah dibukukan 206. Mendapat Penghargaan 50 Tahun Berkarya dari Mendikbud Ristek, 2024. Pipiet Senja telah berkelana dengan buku karyanya ke beberapa negara, sebagai Pembicara, Narasumber Literasi dan Mentor kaum Migran antara lain: Hongkong, Taiwan, Macau, Jeddah., Malaysia dan lain-lain. Meskipun penyintas Thallassaemia, kelainan darah bawaan, harus transfusi darah secara berkala, Pipiet Senja terus berkarya.”Hingga detak jantung berhenti,” katanya. Email: pipiet.senjaa@gmail.com Website: Http://www.pipietsenja.com

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini