DEPOK — Di tengah gempuran media digital yang serba cepat, sekelompok anak muda dan pegiat literasi di Depok masih percaya bahwa sastra memiliki relevansi yang kuat. Berangkat dari keyakinan tersebut, Al-Zastrouw Library, Komunitas Semaan Puisi, dan Karang Taruna Taman Serua berkolaborasi menggelar sebuah rangkaian acara Haul Sastrawan. Kegiatan ini bukan sekadar peringatan, melainkan sebuah ajakan untuk kembali merenungi warisan literasi yang ditinggalkan para maestro, khususnya bagi generasi muda.
Rangkaian acara ini diawali dengan pertemuan persiapan yang khidmat di Al-Zastrouw Library pada Selasa, 16 September 2025. Dalam pertemuan tersebut, panitia menyusun struktur acara yang matang, menjadikannya sebuah panggung bagi sastra untuk berdialog dengan masyarakat. Puncak acara Haul Sastrawan sendiri akan dilaksanakan pada 28 Oktober 2025 di Makara Art Center, UI.
Membuka Refleksi dengan Diskusi Buku
Sebagai pembuka yang penuh makna, sebuah diskusi buku akan digelar pada Sabtu, 20 September 2025. Acara ini akan membedah kumpulan cerpen berjudul Akhir Sang Gajah di Bukit Kupu-kupu, karya Sasti Gotama. Sebagai pembahas buku, Mahwi Air Tawar menyampaikan bahwa cerpen-cerpen Sasti Gotama sangat menarik dan relevan untuk dibicarakan.
Menurut Mahwi, Sasti Gotama memiliki gaya penceritaan yang memikat, mampu mengangkat berbagai isu sosial, terutama yang berkaitan dengan perempuan. Penulis ini dengan cerdik mengemas isu-isu berat dan ironis dengan cara yang jenaka, memberikan ruang bagi pembaca untuk merenung. Dengan diksi yang segar, Sasti Gotama juga kerap menggunakan istilah dari bidang kedokteran, menciptakan narasi yang unik dan mendalam.
Lebih dari sekadar penghormatan, Haul Sastrawan ini dipandang sebagai ruang refleksi dan apresiasi atas kontribusi tak terhingga para sastrawan. Lutfia, ketua Karang Taruna, menegaskan bahwa acara ini adalah wujud nyata dari kepedulian terhadap warisan budaya.
“Semaan puisi ini menjadi momentum untuk membaca ulang warisan sastra yang ditinggalkan para maestro,” ujar Lutfia. “Haul sastrawan adalah bentuk cinta yang tidak selesai.”
Acara ini direncanakan akan mengundang penyair, budayawan, akademisi, remaja Karang Taruna, dan masyarakat umum, menciptakan sebuah forum yang khidmat dan bermakna. Panitia berharap, melalui kegiatan ini, semangat berliterasi dan mengapresiasi karya sastra dapat kembali membara di tengah masyarakat. (Muhammad Khairul Rizky/Karang Taruna)