arahmerdeka.com – Ramsorware adalah jenis malware yang dikirim oleh peretas untuk mengunci dan mengenkripsi perangkat komputer milik korban. Kata “ransomware” sendiri berasal dari gabungan kata “ransom” (tebusan) dan “malware” (perangkat lunak berbahaya).
Ransomware bekerja dengan cara mengunci data atau perangkat korban, dan penyerang mengancam untuk tetap mengunci data tersebut—atau bahkan lebih buruk—kecuali korban membayar uang tebusan.
Tahukah Anda bahwa serangan berjenis ransomware sudah ada sejak 35 tahun lalu? Pada tahun 1989, terjadi serangan model ransomware klasik pertama yang dikenal sebagai AIDS Trojan (juga dikenal sebagai PC Cyborg Virus).
Ransomware ini dapat mengunci data pengguna dan menyebar melalui perangkat penyimpanan seperti floppy disk. Hacker yang menyebar AIDS Trojan meminta uang tebusan sebesar 189 dolar AS, yang harus dikirimkan ke kotak surat tertentu.
Pada saat itu, mekanisme tebusan untuk memulihkan data dari serangan ransomware masih tradisional dan belum mengandalkan internet.
Pada Juni 2024, Pusat Data Nasional (PDN) Indonesia mengalami serangan ransomware yang mengganggu berbagai layanan pemerintah.
Serangan ini menggunakan malware Brain Cipher, varian terbaru dari LockBit 3.0, dan menuntut tebusan sebesar 8 juta dolar AS (sekitar 131 miliar rupiah)
Serangan ini menyebabkan layanan imigrasi terdampak, namun pemerintah sedang berupaya memulihkan layanan tersebut secara bertahap.
Serangan ini menggunakan malware Brain Cipher, varian terbaru dari LockBit 3.0, dan menuntut tebusan sebesar 8 juta dolar AS (sekitar 131 miliar rupiah)
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Cyber Crime Kepolisian RI (Polri), dan KSO Telkomsigma sedang melakukan investigasi menyeluruh dan berusaha mengatasi dampak dari serangan ini.
Artikel coretan kecil (H.ST)
