Ananda Sukarlan Persembahkan Tembang Puitik untuk Ratnaganadi Paramita, Diangkat dari Puisi Penyair Indonesia

FOTO: Pianis Ananda Sukarlan menggubah puisi menjadi Tembang Puitik yang dibawakan dengan sangat indah oleh Ratnaganadi Paramita di Pembukaan PPNXIII Teater Kecil Taman Ismail Marzuki Jakarta, 11 September 2025.

JAKARTA— Pianis kenamaan Ananda Sukarlan menyebut puisi “Aku Cinta Pada-Mu” karya penyair Doddi Ahmad Fauji sebagai karya istimewa yang layak dibawakan dalam bentuk Tembang Puitik. Menurutnya, karya itu ditulis khusus sebagai hadiah untuk Ratnaganadi Paramita, peraih juara Kompetisi Piano Nusantara Plus 2024 dan Ananda Sukarlan Award 2025.

“Nama Ratnaganadi Paramita kini tertulis di atas judul Tembang Puitik tersebut. Memang sudah tradisi, pemenang saya beri karya baru sebagai ‘modal’ mereka agar bisa menawarkan sesuatu yang segar dan menarik bagi penonton dalam konser-konser mendatang,” ujar Ananda.

Ananda Sukarlan juga menggubah puisi “September Tuarang” Karya Rissa Churria, “Coto Makassar” puisi Shantined dan “Pulang ke Pamulang” (Azizah Zubaer). Empat nomor Tembang Puitik itu dibawakan penuh penghayatan oleh Ratnaganadi Paramita, pada malam pembukaan Pertemuan Penyair Nusantara XIII di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Kamis (11/9/2025).

Penyair Doddi Ahmad Fauji merasa istimewa karena puisinya digubah sedemikian rupa.
“Ananda Sukarlan memberi warna istimewa pada alihwhana puisi ke dalam musik sehingga menjadi tembang puitik yang unik, eksotik, spektakuler, melalui genre musik klasik dan didukung vokalis Soprano yang khusyuk menembangkan larik-larik puitik, ” kata Doddi.

Ia merasa istimewa dan terasa satu-satunya tembang puitik beraliran musik klasik, yang membuat bait-bait puisi makin mewah dipresentaikan di hadapan hadirin penyuka musik dan puisi dari aliiran apapun.

Secara terpisah penyair Rissa juga menyampaikan kegembiraan dan rasa terhormatnya ketika “September Tuarang”, digubah menjadi Tembang Puitik oleh Ananda Sukarlan.

“Puisi ini lahir dari permenungan batin tentang waktu, kehilangan, dan kerinduan yang kerap hadir di bulan September. Mendengar bagaimana kata-kata itu menjelma dalam lantunan suara dan iringan piano, saya merasakan makna baru yang lebih dalam. Setiap bait seolah menemukan sayapnya, terbang lebih jauh dari sekadar teks yang tertulis,” Rissa.

Ia menyampaikan terima kasih kepada Ananda Sukarlan yang memberi ruh musikal pada karyanya, serta kepada Ratnaganadi Paramita yang membawakannya dengan jiwa dan rasa. “Kolaborasi ini meyakinkan saya bahwa puisi tak berhenti hanya sebagai tulisan, tetapi bisa menjadi pengalaman estetis yang menyentuh mata, telinga, dan hati,” tambahnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini