Jakarta – Manifes Juang Indonesia (Maju Indonesia),yang diwakilkan oleh Sekertaris Jenderal, Heru S. mengapresiasi kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke China atas undangan Presiden Xi Jinping dalam rangka memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II. Kunjungan tersebut sempat tertunda akibat tuntutan mahasiswa dan masyarakat atas berbagai kebijakan pemerintah, khususnya DPR yang dinilai kurang peka dan berpihak kepada rakyat kecil. Namun pada akhirnya bisa diatasi dan diantisipasi oleh pemerintah denga cara dialog dan mendengarkan aspirasi mereka.
Kunjungan Presiden Prabowo itu secara simbolik menegaskan posisi Indonesia yang representatif dipanggung diplomasi sekaligus sebagai langkah strategis dan konsisten menjalankan politik luar negeri yang Bebas dan Aktif. Presiden Prabowo memenuhi undangan resmi Presiden China Xi Jinping menyaksikan parade militer di Lapangan Tiananmen yang turut hadir juga beberapa kepala negara dunia. Hal ini menandai diplomasi bersejarah, yang juga hal ini akan menentukan arah geopolitik ke depannya, dan sangat punya arti bagi Indonesia. Kata Heru S. di sela-sela kesibukannya pada (4/09).
“Kunjungan Presiden Prabowo ini adalah bukti nyata konsistensi Indonesia dalam menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif dan nonblok. Dalam pidato kenegaraan perdana 2024, Presiden Prabowo telah menegaskan bahwa Indonesia dari tidak memihak kepada pakta militer manapun dan berkomitmen menjalin hubungan baik dengan seluruh negara, menjadi sahabat yang baik bagi semua, serta menolak penjajahan dan penindasan, inilah inti dari diplomasi yang diamanatkan oleh konstitusi kita “, kata Heru S.
Melalui kunjungan ini, setelah kondisi dalam negeri cukup kondusif, Presiden Prabowo menunjukkan kemampuan diplomasinya untuk menjaga keseimbangan dan memperkuat kerjasama strategis, terutama dengan China, yang menjadi salah satu mitra kunci Indonesia di kawasan Indo-Pasifik. Hal ini sekaligus mengirim pesan bahwa Indonesia mampu menjaga kedaulatan dan stabilitasnya sekaligus mempererat hubungan internasional yang saling menguntungkan, sekaligus menjadi sinyal kuat kepada dunia internasional bahwa Indonesia dalam posisi terkendali, siap melanjutkan kerja sama internasional, dan mempertahankan peran aktifnya di kancah global tanpa harus terikat pada blok manapun.
Presiden Prabowo juga melakukan pertemuan strategis dengan Presiden Xi Jinping, membahas berbagai aspek kerja sama bilateral, termasuk bidang pertahanan, hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk mempererat kemitraan strategis Indonesia-China yang selama ini telah terjalin dan berjalan dengan baik.
“Indonesia adalah negara besar dengan potensi alam dan sumber daya manusianya luar biasa, oleh karena itu perlu dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, yang diamanatkan oleh Pembukaan UUD 1945, salah satunya dengan mengupayakan hadir di pentas dunia, yaitu ikut serta dalam menjalin hubungan kemitraan strategis melalui aliansi negara-negara kuat, yang tetap berpegang pada aras konstitusi negara, menciptakan perdamaian dunia, melalui pendekatan saling menghargai, bekerjasama dalam bidang ekonomi, pertahanan, dan kebudayaan yang nantinya kerjasama itu dapat membawa kemaslahatan, keuntungan bagi bangsa Indonesia dengan menjalin hubungan baik bersama negara-negara mitra strategis ke depannya” dan kami menginginkan Pak Prabowo konsisten menjalankan amanat janji setia kepada konstitusi sebagai ‘avant garde’ (pelopor) gerakan Non Blok, apapun bentuk rupa perjuangan diplomasi kunjungannya itu, demikian kata Heru S. yang juga selaku inisiator Maju Indonesia, sebuah Perkumpulan Nasional yang mengaku berkelindan dengan Kecerdasan Buatan (AI).