Orang terkadang memahami musik hanya sekedar enak di dengar, dan asyik untuk bergoyang, tapi menurut Joe Zintkla (selanjutnya kita singkat Joe) musik lebih dari itu.
“Musik bisa mempengaruhi holistiknya kita, fisikly, soul, spirit, terkoneksi ke alam semesta dan dunia spiritual, “ucapnya kepada penulis.
Joe mulai mengusung musik etnik sejak tahun 2017 dan concern memainkannya hingga sekarang.
Menguasai berbagai jenis instrumen bebunyian secara otodidak mulai dari karinding, suling Sunda, Saluang, suling Bali, hingga Native American Flute (NAF). Terkait NAF ini Joe sampai dikira suku asli amerika karena cara memainkan yang demikian sempurna.
Joe kerap melakukan perjalanan Tapak Karuhun (cinta dan peduli sejarah, seni-budaya dan dunia spiritual), ziarah ke banyak makam leluhur.
Saat dapat “order” untuk melakukan ‘pembersihan’ rumah atau wilayah yang terkenal angker Joe datang dengan tujuan bukan untuk mengusir ‘mereka’.
“Saya datang ke tempat tersebut untuk mengharmonisasi, menetralisir, cleansing itu bukan berarti mengusir. Saya bilang saya datang ke sini untuk mengharmonisasikan, menetralisir agar seimbang antara positif – negatif. Karena kalau positif terlalu banyak atau sebaliknya negatif terlalu banyak itu tidak membuat harmonis, “terangnya.
Joe tidak punya rasa ragu, cemas, khawatir, atau takut ketika berada di tempat yang orang bilang angker dan sebagainya karena ia datang dengan cinta, datang dengan kasih membawa kedamaian dan ingin menciptakan keharmonisan. Malah ia suka berbicara dengan mereka ‘Kamu dan saya hidup berdampingan, seyogianya kita hidup berdampingan dalam kasih, saling bahu-membahu membangun keharmonisan dalam kehidupan di alam ini’
Menurut Joe kalau kita bicara dunia tentang alam roh maka malam hari itu adalah paginya ‘mereka’.
“Jadi bila saya ingin berinteraksi dengan dunia spiritual maka saya mainkan karinding atau seruling jam 2 dinihari dengan dupa tertancap di tanah. Jadi kalau orang baca mantra, berdoa, atau wirid, maka saya menggunakan musik sebagai media interaksi, “ungkap musisi yang juga bisa beberapa bahasa asing ini.
Joe mengaku bisa melewati semua ujian – semua kesulitan hidup berkat bantuan para leluhur, itu semua hasil dari banyak interaksinya tadi. “Tanpa mereka saya pasti sudah rontok, “akunya.
Visi Joe ke depan adalah lewat musik yang ia mainkan orang jadi mengenal leluhur mereka, kedua jatidiri mereka, dan ketiga Sang Maha Pencipta juga alam semesta. Kenapa Sang Maha Pencipta di nomor tiga, karena menurut Joe kalau ditaruh di pertama akan terlalu tinggi.
“Karena musik (instrumen) itu adalah peninggalan leluhur, kemudian kita yang memainkan, aura tepancar jatidiri kita terlihat, karakteristik kita terlihat, baru kemudian bicara apa yang terjadi dengan alam, spirit, dan relasi kita dengan Maha Pencipta, “pungkasnya. (tp)