Lagu “Bento” Karya Iwan Fals: Cermin Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Politik Saat Ini.

Lagu “Bento” yang diciptakan oleh Iwan Fals pada tahun 1991, tetap relevan hingga hari ini dalam menggambarkan berbagai isu sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi oleh masyarakat.

Lagu ini, dengan lirik yang lugas dan penuh sindiran, merupakan bentuk kritik tajam terhadap praktik korupsi, ketidakadilan, dan ketimpangan yang terjadi di Indonesia.
Meskipun sudah lebih dari tiga dekade berlalu sejak lagu ini dirilis, banyak pesan yang disampaikan dalam lagu tersebut masih relevan dan dapat dikaitkan dengan kondisi saat ini.

Kritik terhadap Korupsi dan Ketidakadilan

Salah satu tema utama dalam lagu “Bento” adalah kritik terhadap korupsi yang merajalela. Bento, sebagai tokoh imajiner dalam lagu ini, digambarkan sebagai seorang pengusaha kaya raya yang mendapatkan kekayaannya melalui cara-cara tidak etis. Pada bait-bait liriknya, Iwan Fals menyindir bagaimana kekayaan Bento berasal dari praktik-praktik korup yang merugikan banyak orang. Ini mencerminkan kondisi saat ini di mana korupsi masih menjadi masalah besar di Indonesia. Indeks Persepsi Korupsi Indonesia masih menunjukkan bahwa korupsi adalah penyakit kronis yang menggerogoti negeri ini, menghambat perkembangan ekonomi, dan menciptakan ketidakadilan sosial.

Ketimpangan Ekonomi

Lirik lagu “Bento” juga menggambarkan ketimpangan ekonomi yang sangat mencolok.

Sementara Bento hidup dalam kemewahan dan kekayaan, banyak orang lain yang hidup dalam kemiskinan. Ini mencerminkan realitas sosial-ekonomi Indonesia saat ini, di mana kesenjangan antara yang kaya dan miskin masih sangat lebar.

Data dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa ketimpangan pendapatan di Indonesia masih tinggi, dan pertumbuhan ekonomi yang ada belum merata dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Hal ini menimbulkan frustrasi dan ketidakpuasan di kalangan masyarakat yang merasa tidak mendapatkan bagian yang adil dari hasil pembangunan.

Kondisi Politik dan Oligarki Dalam konteks politik

“Bento” juga menyindir bagaimana kekuasaan politik sering kali berada di tangan segelintir orang yang memiliki kekayaan dan pengaruh besar. Bento, sebagai simbol dari pengusaha yang korup, menunjukkan bagaimana kekayaan bisa membeli kekuasaan dan pengaruh. Ini sangat relevan dengan kondisi politik Indonesia saat ini, di mana oligarki masih menjadi masalah besar.

Banyak pengamat politik yang berpendapat bahwa keputusan-keputusan politik sering kali dipengaruhi oleh kepentingan segelintir elite yang memiliki kekayaan dan kekuasaan besar, bukan oleh kepentingan rakyat banyak.

Relevansi Pesan Lagu

“Bento”Relevansi lagu “Bento” dalam konteks saat ini menunjukkan bahwa isu-isu yang disoroti oleh Iwan Fals belum sepenuhnya teratasi.

Lagu ini terus menjadi pengingat akan pentingnya integritas, keadilan, dan pemerataan ekonomi dalam pembangunan bangsa. Selain itu, lagu ini juga menjadi dorongan bagi generasi muda untuk lebih kritis dan berani dalam menyuarakan kebenaran serta memperjuangkan perubahan positif di masyarakat.

Iwan Fals, melalui lagu “Bento”, mengajak kita untuk tidak hanya sekadar mendengarkan musik tetapi juga merenungkan pesan di baliknya.
Dengan begitu, kita dapat terus waspada terhadap praktik-praktik yang merugikan banyak orang dan berusaha menciptakan Indonesia yang lebih adil, sejahtera, dan bebas dari korupsi.

Artikel Tentang Musik

(H.ST)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini